Bekasi dan Bandar Lampung Terkotor se-Indonesia

Bekasi dan Bandar Lampung Terkotor se-Indonesia

Kementerian Lingkungan Hidup mengumumkan dua kota yang dinilai paling kotor di Indonesia. Kedua daerah tersebut adalah Kota Bekasi untuk kategori Kota Metropolitan terkotor dan Kota Bandar Lampung untuk kategori kota besar terkotor.
"Pengumuman ini bukan untuk mempermalukan, tapi supaya dapat jadi pemicu bagi seluruh pihak di kota tersebut," kata Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup, Ilyas Asaad, dalam konferensi pers peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia 2012 di Hotel Grand Sahid, Selasa malam, 5 Juni 2012.
Ilyas menuturkan tahun 2005 pihaknya juga mengumumkan kota terkotor. Saat itu, Kota Tangerang dan Kota Palembang memperoleh peringkat sebagai kota terkotor. Namun, tahun ini, atau tujuh tahun setelah dinobatkan sebagai kota terkotor, kedua kota tersebut justru meraih penghargaan Adipura. Ilyas menilai kedua kota tersebut merupakan contoh positif dari pengumuman kota terkotor.
Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati tiap 5 Juni, Kementerian Lingkungan Hidup juga menyerahkan 402 penghargaan lingkungan hidup kepada pemerintah daerah, sekolah, serta individu yang dinilai berjasa meningkatkan kualitas lingkungan hidupnya. Penghargaan tersebut berupa penghargaan Kalpataru, Adipura, Adiwiyata Mandiri, dan Penyusunan Status Lingkungan Hidup Terbaik. Tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup memberikan tema perayaan Ekonomi Hijau: Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan.
"Berbekal berbagai inisiatif kebijakan dan program mendukung penerapan ekonomi hijau, diharapkan Indonesia dapat tampil memimpin upaya global menuju pembangunan yang berkelanjutan," kata Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya. Selain itu, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia juga dapat turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Indonesia.
RAFIKA AULIA
Heboh Buku SD Bernuansa Pornografi

Heboh Buku SD Bernuansa Pornografi

Orangtua mana yang tidak miris mendapati cerita berbau pornografi di buku pengayaan pelajaran sekolah dasar. Sayangnya, buku seperti itu benar-benar ada bahkan beredar di sekolah-sekolah dasar khususnya di Kebumen dan  Purworejo.
Parahnya buku-buku tersebut diamini Kementerian Pendidikan atau Depdiknas melalui panitia penilaian buku nonteks pelajaran. Setidaknya ada tiga buku dengan isi cerita porno, yaitu "Tambelo -Kembalinya si Burung Camar", "Tidak Hilang Sebuah Nama", dan "Ada Duka di Wibeng", yang semuanya diterbitkan oleh Era Citra Intermedia Solo.  
Pada buku "Tak Hilang Sebuah Nama" misalnya, jelas-jelas menyinggung hubungan intim yang "aman" dari kemungkinan hamil. Melihat isi buku tersebut, para pendidik SDN Popongan, Purworejo, Jawa Tengah, langsung mengambil tindakan.
Menanggapi beredarnya buku bernuansa pronografi di sejumlah sekolah di wilayahnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Bambang Ariawan, Rabu (6/6), menandaskan tidak tahu menahu dengan peredaran ketiga buku tersebut.
Heboh buku ajar sekolah dasar yang menganjurkan kekerasan dan perselingkuhan juga pernah mendera di Ibu Kota melalui pelajaran pendidikan lingkungan dan budaya Jakarta. Salah satunya memuat cerita tentang istri simpanan dengan judul "Bang Maman dari Kalipasir". Buku-buku tersebut langsung ditarik dari peredaran, namun tidak ada sanksi bagi mereka yang membuat dan memprakarasi proyek buku ajar yang sama sekali tidak mendidik tersebut.(IAN)
Kami mohon maaf. Telah terjadi kesalahan. Silakan coba lagi.